Jumat, 06 Desember 2013

Dulu Haram Kini Halal

Pada suatu ketika di zaman Nabi Muhammad SAW ada seorang pencuri yang hendak bertaubat,  dia  duduk  di  majelis  Nabi  Muhammad  SAW  dimana  para  sahabat  berdesakdesakkan di Masjib Nabawi.
Suatu  ketika  dia  menangkap  perkataan  Nabi  saw  :  “Barangsiapa meninggalkan sesuatu yang haram karena Allah, maka suatu ketika dia akan memperoleh yang Haram itu dalam keadaan halal”. Sungguh dia tidak memahami maksudnya, apalagi ketika para sahabat mendiskusikan  hal  tersebut  setelah  majelis  dengan  tingkat  keimanan  dan  pemahaman  yang jauh dibawah sang pencuri merasa tersisihkan.
 
Akhirnya  malam  pun  semakin  larut,  sang  pencuri  lapar.  Keluarlah  dia  dari  Masjid demi melupakan rasa laparnya.
 
Di  suatu  gang  tempat  dia  berjalan,  dia  mendapati  suatu  rumah  yang  pintunya  agak terbuka. Dengan insting pencurinya yang tajam ia dapat melihat dalam gelap bahwa pintu itu tidak terkunci…dan timbullah peperangan dalam hatinya untuk mencuri atau tidak. Tidak, ia merasa tidak boleh mencuri lagi.
 
Namun tiba-tiba timbul bisikan aneh : “Jika kamu tidak mencuri mungkin akan ada pencuri lainnya  yang belum tentu seperti kamu”. Menjadi berfikirlah dia, maka diputuskan dia  hendak  memberitahukan/mengingatkan  pemiliknya  di  dalam  agar  mengunci  pintu rumahnya, karena sudah lewat tengah malam.
 
Dia  hendak  memberi  salam  namun  timbul  kembali  suara  tadi  :  “Hei  pemuda! bagaimana kalau ternyata di dalam ada pencuri dan pintu ini ternyata adalah pencuri itu yang membuka,  bila  engkau  mengucap  salam  …  akan  kagetlah  dia  dan  bersembunyi,  alangkah baiknya jika engkau masuk diam-diam dan memergoki dia dengan menangkap basahnya !”
Ah.. benar juga, pikirnya.
 
Maka  masuklah  ia  dengan  tanpa  suara…  Ruangan  rumah  tersebut  agak  luas, dilihatnya  berkeliling  ada  satu  meja  yang  penuh  makanan  –  timbul  keinginannya  untuk mencuri lagi, namun segera ia sadar – tidak, ia tidak boleh mencuri lagi.
 
Masuklah ia dengan hati-hati, hehhh …syukurlah tidak ada pencuri berarti  memang sang pemilik  yang lalai  mengunci pintu. Sekarang tinggal memberitahukan kepada pemilik rumah  tentang  kelalaiannya,  tiba-tiba  terdengar  suara  mendengkur  halus  dari  sudut ruang….Ahh ternyata ada yang tidur mungkin sang pemilik dan sepertinya perempuan cantik.
 
Tanpa  dia  sadari  kakinya  melangkah  mendekati  tempat  tidur,  perasaannya  berkecamuk, macam-macam  yang  ada  dalam  hatinya.  Kecantikan,  tidak  lengkapnya  busana  tidur  yang menutup sang wanita membuat timbul hasrat kotor dalam dirinya.
 
Begitu  besarnya  hingga  keluar  keringat  dinginnya,  seakan  jelas  ia mendengar jantungnya  berdetak  kencang  didadanya,  serta  tak  dia  sangka  ia  sudah  duduk  mematung disamping tempat tidur…Tidak, aku tidak boleh melakukan ini aku ingin bertaubat dan tidak mau menambah dosa yang ada, tidakk !!

Segera  ia  memutar  badannya  untuk  pergi.  Akan  ia  ketuk  dan  beri salam  dari  luar sebagaimana  tadi.  Ketika  akan  menuju  pintu  keluar  ia  melalui  meja  makan  tadi,  tiba-tiba terdengar bunyi dalam perutnya…ia lapar. Timbullah suara aneh tadi : “Bagus hei pemuda yang  baik,  bagaimana  ringankah  sekarang  perasaanmu  setelah  melawan  hawa  nafsu birahimu?”
 
Eh-eh, ya. Alhamdulillah ada rasa bangga dalam hati ini dapat berbuat kebaikan dan niat perbuatan pemberitahuan ini akan sangat terpuji. Pikir sang  pemuda. Suara itu berkata:
“Maka  sudah  sepatutnya  engkau  memperoleh  ganjaran  dari  sang  pemilik  rumah  atas  niat baikmu itu, ambillah sedikit makanan untuk mengganjal perutmu agar tidak timbul perasaan dan keinginan mencuri lagi!!”
 
Berpikirlah  dia  merenung  sebentar,  patutkah  ia  berbuat  begitu?  “Hei  –  tiba2x  ia tersadar  serta  berucap  dalam  hati  –  engkau  dari  tadi  yang  berbicara  dan  memberi  nasihat kepadaku? Tapi nasihatmu itu telah menjadikan aku menjadi tamu tidak diundang seperti ini, tidak..  aku  tidak  akan  mendengarkan  nasihatmu.  Bila  engkau  Tuhan,  tidak  akan  memberi nasihat seperti ini. Pasti engkau Syaithon….(hening).
 
Celaka  aku,  bila  ada  orang  yang  di  luar  dan  melihat  perbuatanku  ….  aku  harus keluar.”  Maka  tergesa-gesa  ia  keluar  rumah  wanita  tersebut,  ketika  tiba dihadapan  pintu  ia mengetuk  keras  dan  mengucap  salam  yang  terdengar  serak  menakutkan.
 
Semakin khawatir ia akan suaranya yang berubah, setelah itu tanpa memastikan pemiliknya mendengar atau tidak ia kembali menuju masjid dengan perasaan galau namun lega, karena tidak ada orang yang memergoki dia melakukan apa yang disarankan suara aneh tadi. Sesampai  dimasjid,  ia  melihat  Nabi  saw  sedang  berdiri  sholat.  Di  sudut  ruang  ada seorang  yang  membaca  al  qur-aan  dengan  khusyu’  sambil  meneteskan  air  mata,  di  sudutsudut terdapat para shahabat dan kaum shuffah tidur. Dingin sekali malam ini, lapar sekali perut ini teringat lagi ia akan pengalaman yang baru dia alami, bersyukur ia atas pertolongan
Allah yang menguatkan hatinya.
 
Tapi … tidak di dengar bisikan Allah di hatinya, apakah Allah marah kepadaku? Lalu ia menghampiri sudut ruang masjid duduk dekat pintu, dekat orang  yang membaca al quraan. Ditengah melamunnya ia mendengar sayup namun jelas bait-bait ayat suci ……
 
Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah,  lalu  berkatalah  orang-orang  yang  lemah  kepada  orang-orang  yang sombong:”Sesungguhnya  kami  dahulu  adalah  pengikut-pengikutmu,  maka  dapatkah  kamu menghindarkan  dari  pada  kami  azab  Allah  (walaupun)  sedikit  saja  Mereka menjawab:”Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali
kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri”. (QS. 14:21)
 
Dan  berkatalah  syaitan  tatkala  perkara  (hisab)  telah  diselesaikan:  “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi  aku  menyalahinya.  Sekali-kali  tidak  kekuasaan  bagiku  terhadapmu,  melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab  itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan  kamu  pun  sekali-kali  tidak  dapat  menolongku.  Sesungguhnya  aku  tidak  membenarkan perbuatanmu  mempersekutukan  aku  (dengan  Allah)  sejak  dahulu”.  

Sesungguhnya  orangorang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih. (QS. 14:22)
Bergetarlah  hatinya  mendengar  perkataan  Allah  yang  di  dengarnya,  berkatalah  ia “Engkau  berbicara  kepadakukah,  ya  Allah?”  Serasa  lapang  hatinya,  semakin  asyik  dia mendengarkan bacaan suci itu, maka lupalah ia akan laparnya, segar rasanya badannya.
 
Cukup  lama  ia  mendengarkan  bacaan  orang  itu  hingga  tiba-tiba  tersentak  ia  karena bacaan itu dihentikan berganti dengan ucapan menjawab salam. Terlihat olehnya pula bahwa pria  itu  menjawab  salam  seseorang  wanita  dan  seorang  tua  yang  masuk  langsung  menuju tempat  Nabi  Muhammad  SAW  sedang  duduk  berdzikir,  dan  wajah  wanita  itu  …  adalah wajah wanita tadi !!!??? Timbul gelisah hatinya, apakah tadi ketika ia berada di ruangan itu sang  wanita  pura-pura  tidur  dan  melihat  wajahnya?  Ataukah  ada  orang  yang  diam-diam melihatnya,  mungkin  laki-laki  tua  yang  bersamanya  adalah  orang  yang  diam-diam memergokinya ketika ia keluar dan mengetuk pintu rumah itu? Ahh … celaka, celaka.
 
Namun  gemetar  tubuhnya,  tidak  mampu  ia  menggerakkan  anggota  tubuhnya  untuk bersembunyi atau pergi apalagi tampak olehnya pria yang tadi membaca al Qur-aan hendak tidur dan tak lama pun mendengkur. Dan ia lihat mereka sudah berbicara dengan Nabi saw…. celaka, pikirnya panik !!
 
Hampir  celentang  jatuh  ia  ketika  terdengar  suara  Nabi  Muhammad  SAW.  :  “Hai Fulan,  kemarilah  !”  Dengan  perlahan  dan  perasaan  takut  ia  mendekat.  Ia  berusaha menyembunyikan wajahnya.
 
Ia  mendengar  sang  perempuan  masih  berbicara  kepada  Nabi  Muhammad  SAW.
katanya : “…benar ya Rosulullah, saya sangat takut pada saat itu saya bermimpi rumah saya kemasukan orang yang hendak mencuri, dia mendekati saya dan hendak memperkosa saya, ketika saya berontak … ternyata itu hanya mimpi. Namun ketika saya melihat sekelilingnya ternyata  pintu  rumah  saya  terbuka  sebagaimana  mimpi  saya  dan ada  suara  menyeramkan yang  membuat  saya  takut.  Maka  segera  saya  menuju  rumah  paman  saya  untuk  meminta dicarikan suami buat saya, agar kejadian yang di mimpi saya tidak terjadi bila saya ada suami yang melindungi. Sehingga beliau mengajak saya menemui engkau disini agar memilihkan calon suami untuk saya”.
 
Nabi  saw  memandang  kepada  si  pemuda  bekas  pencuri,  lalu  berkata  :  “Hai  Fulan, karena  tidak  ada  pria  yang  bangun  kecuali  engkau  saat  ini  maka  aku  tawarkan  padamu, maukah engkau menjadi suaminya?” Terkejut ia mendengar itu, cepat mengangguklah ia. Dan  setelah  sholat  shubuh  Nabi  saw  mengumumkan  hal  ini  dan  meminta  para shahabat mengumpulkan dana untuk mengadakan pernikahan dan pembayaran maskawin si pemuda ini.
 
Setelah  pernikahannya,  tahulah  ia  akan  arti  perkataan  Nabi  Muhammad  yang  lalu  :
“Barangsiapa meninggalkan sesuatu yang haram karena Allah, maka suatu ketika dia akan memperoleh yang Haram itu dalam keadaan halal”
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar