Minggu, 17 November 2013

Mengatasi Anak Yang Susah Makan

anak susah makan 

Anak susah makan merupakan permasalahan yang sering dikeluhkan orang tua, terutama para ibu. Berbagai cara seolah tidak berhasil dilakukan untuk mengatasi anak yang sulit makan. Bahkan tak jarang para ibu menjadi tertekan dan stress dalam menghadapi buah hatinya.Setiap ibu selalu diliputi kekhawatiran soal kecukupan gizi buah hatinya. Belum lagi jika anak susah makan atau pilih-pilih makanan.
Ketika si kecil berusia 6 bulan, saatnya mulai memberikan makanan padat pendamping ASI. Saat inilah Anda mesti lebih cermat memperhatikan pola makannya. Mulai dari memberinya bubur susu, sari buah, lalu bertahap ke tekstur makanan yang lebih padat seperti nasi tim, dan seterusnya. Sayangnya proses ini tak selalu berjalan mulus, ada beberapa penyebab yg mambuat si kecil susah makan. Biasanya ini terjadi ketika usianya memasuki tahun pertama. Masalah tersebut biasanya berupa menolak makanan, tidak suka sayur, hanya mau makan yang itu-itu saja (picky eater), atau mengemut makanannya berlama-lama. Kondisi ini sudah barang tentu membuat ibu khawatir akan kecukupan gizi si kecil, mengingat mereka masih dalam masa tumbuh kembang.
FaKtor penyebab seorang anak susah makan dikarenakan faktor fisik dan faktor psikis. Faktor fisik meliputi terdapatnya gangguan di organ pencernaan maupun terdapatnya infeksi dalam tubuh anak. Sedangkan faktor psikis meliputi gangguan psikologis pada anak, seperti kondisi rumah tangga yang bermasalah, suasana makan yang kurang menyenangkan, tidak pernah makan bersama orangtua, maupun anak dipaksa memakan makanan yang tidak disukai.
Tips memberi makan & meningkatkan nafsu makan pada anak:
  1. Berikanlah makanan anak sesuai dengan usia dan perkembangannya. Beri porsi yang cukup bukan berlebih, jika anak merasa kurang ia boleh minta tambah.
  2. Variasikan menu, perubahan rasa, keragaman dan penyajian yang menarik diperlukan agar anak tidak cepat bosan. Menyiasati menu makan anak. Selain variatif, ada yang penting yang kadang terlupakan. temukan penyebab anak mempunyai suatu favorit makanan. Apakah karena rasa, atau tampilan atau yang lain.
  3. Lebih baik memberi makanan yang padat gizi dan berenergi tinggi dalam porsi kecil dari pada cemilan yang akan mengganggu timbulnya rasa lapar , sehingga kecukupan energi dan nutrisi anak terpenuhi.
  4. Mengatur dengan baik jadwal pemberian makan dan kudapan. Pilih kudapan yang sehat seperti buah-buahan.
  5. Ciptakan suasana yang menyenangkan dan buatlah acara makan menjadi saat yang menggembirakan buat anak.
  6. Biarkan anak makan sendiri sehingga anak merasa mampu, dipercaya oleh orangtua, semakin mandiri dan kemampuan motoriknya juga akan terlatih dan berkembang baik.
  7. Secara bertahap perkenalkan suatu makanan baru pada waktu dan dalam porsi sedikit terlebih dahulu.
  8. Jangan memburu-buru anak agar makan dengan cepat.
  9. Tidak perlu setiap kali mengikuti keinginan anak dengan mengganti menu sesuai keinginannya.
  10. Jangan bosan pula untuk menawarkan. Boleh jadi waktu makanan baru itu ditolak , bukan karena tidak suka, tapi karena faktor lain.
  11. Masukkan unsur gizi ke dalam makanan kesukaan anak.
  12. Memperkenalkan aneka jenis makanan sejak dini. Diharapkan anak semakin terbiasa dengan makanan rumah.
  13. Selingi dengan pengganti nasi, seperti roti, bakpau, makaroni, bila anak menolak makan nasi.
  14. Pemberian makan pada anak tidak boleh terlalu lama. Sebaiknya proses makan tidak lebih dari 20 menit. Secara oral motorik, mulut akan capek jika terus mengunyah lebih dari 20 menit.
  15. Makan bersama keluarga.
  16. Sesekali biarkan anak makan bersama teman-temannya.
  17. Sesekali ajak anak menyiapkan makanannya.
  18. Beri contoh pada anak makan beragam dan ajarkan anak mencobanya tanpa memaksa. Penolakan anak bukan merupakan kata akhir. Anak harus diperkenalkan hingga 10 kali untuk menerima makanan baru.
  19. Merangsang anak untuk senantiasa aktif bergerak. Anak yang aktif bergerak akan mudah lapar dan mempunyai efek baik terhadap kesehatannya.
  20. Kembali pada konsep bina komunikasi yg baik. Jangan paksakan anak kalau tidak mau makan.
  21. Tidak membiasakan makanan diberi bumbu MSG (Mono Sodium Glutamat) yang dapat menyebabkan ketergantungan anak terhadap MSG karena makanan terasa hambar atau kurang enak tanpa MSG. Selain itu, makanan yang mengandung MSG tidak baik untuk kesehatan.
  22. Berikan vitamin dan mineral tambahan, jika diperlukan.
  23. Gangguan makan yang patologis harus dikenali sejak dini. Konsultasikan dengan ahlinya atau dokter bilamana amat sangat diperlukan dan ditemukan gejala-gejala kelainan/gangguan faktor organik.
  24. Hindarkan gaya memaksa dan mengancam dalam membujuk anak. Selama waktu makan, minimalkan gangguan, misalnya matikan televisi dan jauhkan buku atau mainan dari meja makan.
  25. Libatkanlah anak anda untuk menyiapkan makanan. Misalnya dengan meminta pertolongannya untuk mengambilkan buah atau sayur di swalayan maupun membantu menyiapkan meja makan. Selain itu, anak anda memerlukan contoh dari orang tuanya. Bila anda mengkonsumsi makanan sehat, maka anak akan mencontoh pola makan anda sebagai orang tua.
  26. Hindari memberi iming-iming makanan penutup sebagai hadiah. Hal ini dapat menyiratkan bahwa makanan penutup merupakan makanan yang paling enak dan baik untuk anak. Selain itu, dapat meningkatkan keinginan mengkonsumsi makanan manis bagi anak. Anda dapat memberikan makanan penutup selama 2 hari dalam seminggu, sedangkan pada pekan berikutnya tidak anda berikan. Buah, yogurt atau makanan sehat lain dapat anda ganti sebagai makanan penutup.
  27. Batasi pemberian minuman di sela-sela waktu makan.  Minuman rendah lemak maupun jus buah segar memang penting untuk anak, namun bila ananda terlalu banyak minum, tidak akan ada tempat yang cukup untuk makanan maupun kudapan sehat yang bisa masuk ke perut anak.
Dalam segala sesuatu memerlukan suatu proses, demikian juga halnya dalam menumbuhkan kesukaan makan pada anak. Makan tidak hanya suatu proses memasukkan sesuatu ke dalam mulut, tetapi lebih dari itu juga merupakan suatu media pembelajaran anak. Anak kurus belum berarti kurang gizi, dan gemuk belum tentu sehat.
[Dari berbagai sumber]
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar