Selasa, 26 November 2013

Tangisan Rasulullah Menggoncangkan Arasy

Tangisan Rasulullah Menggoncangkan Arasy

Dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik bertawaf di Ka’bah, beliau  mendengar  seseorang  di  hadapannya  bertawaf,  sambil  berzikir:  “Ya  Karim!  Ya Karim!” 

Rasulullah  s.a.w.  menirunya  membaca  “Ya  Karim!  Ya  Karim!”  Orang  itu  lalu berhenti  di  salah  satu  sudut  Ka’bah,  dan  berzikir  lagi:  “Ya  Karim!  Ya  Karim!”  Rasulullah s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!” Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang  dan terlihat olehnya seorang  laki-laki  yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu Ialu berkata:

“Wahai  orang  tampan!  Apakah  engkau  memang  sengaja  memperolok-olokkanku, karena  aku  ini  adalah  orang  Arab  badwi?  Kalaulah  bukan  kerana  ketampananmu  dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”

Mendengar  kata-kata  orang  badwi  itu,  Rasulullah  s.a.w.  tersenyum,  lalu  bertanya:

“Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?” “Belum,” jawab orang itu. “Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?” 

“Saya  percaya  dengan  mantap  atas  kenabiannya,  sekalipun  saya  belum  pernah melihatnya,  dan  membenarkan  perutusannya,  sekalipun  saya  belum  pernah  bertemu dengannya,” kata orang Arab badwi itu pula. 

Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu  di  dunia  dan  penolongmu  nanti  di  akhirat!”  Melihat  Nabi  di  hadapannya,  dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya. 

“Tuan  ini  Nabi  Muhammad?!”  “Ya”  jawab  Nabi  s.a.w.  Dia  segera tunduk  untuk mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w. menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya:
“Wahal  orang  Arab!  janganlah  berbuat  serupa  itu.  Perbuatan  seperti  itu  biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi  seorang  yang  takabbur  yang  meminta  dihormati,  atau  diagungkan,  tetapi  demi membawa berita.

Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita darilangit dia berkata: “Ya Muhammad!  Tuhan  As-Salam  mengucapkan  salam  kepadamu  dan  bersabda: “Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa Allah  akan  menghisabnya  di  hari  Mahsyar  nanti,  akan  menimbang  semua  amalannya,  baik yang  kecil  maupun  yang  besar!”  Setelah  menyampaikan  berita  itu,  Jibril  kemudian  pergi. 
Maka orang Arab itu pula berkata:

“Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” kata orang Arab badwi itu. “Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” Rasulullah bertanya  kepadanya.  ‘Jika  Tuhan  akan  memperhitungkan  dosa-dosa  hamba,  maka hamba  akan  memperhitungkan  betapa  kebesaran  maghfirahnya,’  jawab  orang  itu. ‘Jika  Dia  memperhitungkan  kemaksiatan  hamba,  maka  hamba  akan memperhitungkan  betapa  keluasan  pengampunan-Nya.  Jika  Dia  memperhitungkan kekikiran  hamba,  maka  hamba  akan  memperhitungkan  pula  betapa kedermawanannya!’

Mendengar  ucapan  orang  Arab  badwi  itu,  maka  Rasulullah  s.a.w.  pun  menangis mengingatkan  betapa  benarnya  kata-kata  orang  Arab  badwi  itu,  air  mata  beliau  meleleh membasahi Janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata: 

“Ya  Muhammad!  Tuhan  As-Salam  menyampaikan  salam  kepadamu,  dan  bersabda:
Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah  tidak  akan  menghisab  dirinya,  juga  tidak  akan  memperhitungkan  kemaksiatannya. Allah  sudah  rnengampuni  semua  kesalahannya  dan  la  akan  menjadi  temanmu  di  syurga nanti!” Betapa sukanya orang Arab badwi itu, mendengar berita tersebut. la lalu menangis karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar