Ada sahabat yang sangat kaya raya serta memiliki banyak pohon kurma. Sementara itu, tetangganya seorang miskin, tiap kali ada buah kurma yang jatuh, anak-anak si miskin tadi selalu mengambilnya.
Anehnya, si kaya raya meminta kembali buah kurma yang diambil meski sudah tertelan anak si miskin tadi.
Hingga akhirnya, si miskin mengadu kepada Rasululah SAW.
Kisah ini merupakan Asbabul Nuzul, Surat Al-Lail ayat 1 hingga akhir.
Anehnya, si kaya raya meminta kembali buah kurma yang diambil meski sudah tertelan anak si miskin tadi.
Hingga akhirnya, si miskin mengadu kepada Rasululah SAW.
Kisah ini merupakan Asbabul Nuzul, Surat Al-Lail ayat 1 hingga akhir.
Berikut Kisahnya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dan yang lainnya dari al-Hakam bin Abban dari Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.
Dalam suatu riwayat, dikemukakan bahwa seorang pemilik pohon kurma mempunyai pohon yang mayangnya menjulur ke rumah tetangganya seorang fakir yang banyak anaknya. Tiap kali pemilik kurma itu memetik buahnya ia memetiknya dari rumah tetangganya, dan apabila ada kurma jatuh dan dipungut oleh anak-anak itu, ia segera turun dan merampasnya dari tangan anak-anak itu, bahkan yang sudah masuk ke mulut anak-anak itupun dipaksa dikeluarkannya.
Pengaduan Si Fakir kepada Nabi Muhammad SAW
Orang fakir itu mengadukan hal itu kepada Nabi Muhammad SAW dan beliau berjanji akan menyelesaikannya.
Kemudian Rasulullah SAW bertemu dengan pemilik kurma itu dan bersabda,
"Berikanlah kepadaku pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah si Anu, dan bagianmu sebagai gantinya pohon kurma di surga."
Pemilik pohon kurma itu berkata,"Hanya sekian tawaran tuan?"
Aku mempunyai banyak pohon kurma dan pohon kurma yang diminta itu paling baik buahnya," kata pemilik pohon kurma itu yang kemudian bernjak pergi.
Pembicaraan dengan Nabi SAW itu terdengar oleh seorang Dermawan yang langsung menghadap kepada Rasulullah SAW dan berkata,
"Apakah tawaran tuan itu berlaku juga bagiku, jika pohon kurma itu telah menjadai milikku?"
Rasulullah menjawab, "Ya."
Pohon Kurma 1 Diganti dengan 40 Pohon Kurma Baru
Maka pergilah orang itu menemui pemilik pohon kurma itu.
Pemilik pohon kurma itu berkata, "Apakah engkau tahu bahwa Muhammad SAW menjanjikan pohon kurma di surga sebagai ganti pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah tetanggaku? Dan bahwa aku telah mencatat tawarannya, akan tetapi buahnya sangat mengagumkan, padahal aku banyak mempunyai pohon kurma, dan tidak ada satupun pohon yang selebat itu."
Maka berkata orang dermawan itu, "Apakah kau mau menjualnya."
Ia menjawab, "Tidak, kecuali apabila ada orang yang sanggup memenuhi keinginanku, akan tetapi pasti tidak akan ada yang sanggup."
Dermawan itu berkata lagi, "Berapa yang engkau inginkan?"
Ia berkata, "Aku inginkan empat puluh pohon kurma."
Ia pun terdiam kemudian berkata lagi, "Engkau minta yang bukan-bukan, baik aku berikan empat puluh pohon kurma kepadamu, dan aku minta saksi jika engkau benar mau menukarnya."
Ia memanggil sahabat-sahabatnya untuk menyaksikan penukaran itu.
Dermawan itu pun menghadap kepada Rasulullah SAW dan berkata,
"Ya Rasulullah, pohon kurma itu telah menjadi milikku dan akan aku serahkan kepada tuan."
Maka berangkatlah Rasulullah SAW kepada pemilik yang fakir itu dan bersabda, "Ambillah pohon kurma ini untukmu dan keluargamu."
Kisah inilah yang melatarbelakangi turunnya Surat Al-Lail.
Maka turunlah ayat ini yang membedakan kedudukan dan akibat orang yang bakhil dengan orang dermawan.
Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dan yang lainnya dari al-Hakam bin Abban dari Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.
Dalam suatu riwayat, dikemukakan bahwa seorang pemilik pohon kurma mempunyai pohon yang mayangnya menjulur ke rumah tetangganya seorang fakir yang banyak anaknya. Tiap kali pemilik kurma itu memetik buahnya ia memetiknya dari rumah tetangganya, dan apabila ada kurma jatuh dan dipungut oleh anak-anak itu, ia segera turun dan merampasnya dari tangan anak-anak itu, bahkan yang sudah masuk ke mulut anak-anak itupun dipaksa dikeluarkannya.
Pengaduan Si Fakir kepada Nabi Muhammad SAW
Orang fakir itu mengadukan hal itu kepada Nabi Muhammad SAW dan beliau berjanji akan menyelesaikannya.
Kemudian Rasulullah SAW bertemu dengan pemilik kurma itu dan bersabda,
"Berikanlah kepadaku pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah si Anu, dan bagianmu sebagai gantinya pohon kurma di surga."
Pemilik pohon kurma itu berkata,"Hanya sekian tawaran tuan?"
Aku mempunyai banyak pohon kurma dan pohon kurma yang diminta itu paling baik buahnya," kata pemilik pohon kurma itu yang kemudian bernjak pergi.
Pembicaraan dengan Nabi SAW itu terdengar oleh seorang Dermawan yang langsung menghadap kepada Rasulullah SAW dan berkata,
"Apakah tawaran tuan itu berlaku juga bagiku, jika pohon kurma itu telah menjadai milikku?"
Rasulullah menjawab, "Ya."
Pohon Kurma 1 Diganti dengan 40 Pohon Kurma Baru
Maka pergilah orang itu menemui pemilik pohon kurma itu.
Pemilik pohon kurma itu berkata, "Apakah engkau tahu bahwa Muhammad SAW menjanjikan pohon kurma di surga sebagai ganti pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah tetanggaku? Dan bahwa aku telah mencatat tawarannya, akan tetapi buahnya sangat mengagumkan, padahal aku banyak mempunyai pohon kurma, dan tidak ada satupun pohon yang selebat itu."
Maka berkata orang dermawan itu, "Apakah kau mau menjualnya."
Ia menjawab, "Tidak, kecuali apabila ada orang yang sanggup memenuhi keinginanku, akan tetapi pasti tidak akan ada yang sanggup."
Dermawan itu berkata lagi, "Berapa yang engkau inginkan?"
Ia berkata, "Aku inginkan empat puluh pohon kurma."
Ia pun terdiam kemudian berkata lagi, "Engkau minta yang bukan-bukan, baik aku berikan empat puluh pohon kurma kepadamu, dan aku minta saksi jika engkau benar mau menukarnya."
Ia memanggil sahabat-sahabatnya untuk menyaksikan penukaran itu.
Dermawan itu pun menghadap kepada Rasulullah SAW dan berkata,
"Ya Rasulullah, pohon kurma itu telah menjadi milikku dan akan aku serahkan kepada tuan."
Maka berangkatlah Rasulullah SAW kepada pemilik yang fakir itu dan bersabda, "Ambillah pohon kurma ini untukmu dan keluargamu."
Kisah inilah yang melatarbelakangi turunnya Surat Al-Lail.
Maka turunlah ayat ini yang membedakan kedudukan dan akibat orang yang bakhil dengan orang dermawan.
Adapaun Surat Al-Lail adalah:
Allah SWT berfirman,
وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى ١
وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّى ٢
وَمَا خَلَقَ الذَّكَرَ وَالأنْثَى ٣
إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّى ٤
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى ٥
وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى ٦
فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى ٧
وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى ٨
وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى ٩
فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى ١٠
وَمَا يُغْنِي عَنْهُ مَالُهُ إِذَا تَرَدَّى ١١
إِنَّ عَلَيْنَا لَلْهُدَى ١٢
وَإِنَّ لَنَا لَلآخِرَةَ وَالأولَى ١٣
فَأَنْذَرْتُكُمْ نَارًا تَلَظَّى ١٤
لا يَصْلاهَا إِلا الأشْقَى ١٥
الَّذِي كَذَّبَ وَتَوَلَّى ١٦
وَسَيُجَنَّبُهَا الأتْقَى ١٧
الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّى ١٨
وَمَا لأحَدٍ عِنْدَهُ مِنْ نِعْمَةٍ تُجْزَى ١٩
إِلا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الأعْلَى ٢٠
وَلَسَوْفَ يَرْضَى ٢١
Artinya:1. demi malam apabila menutupi (cahaya siang),
2. dan siang apabila terang benderang,
3. dan penciptaan laki-laki dan perempuan,
4. Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.
5. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,
6. dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga),
7. Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.
8. dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup,
9. serta mendustakan pahala terbaik,
10. Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.
11. dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa.
12. Sesungguhnya kewajiban kamilah memberi petunjuk,
13. dan Sesungguhnya kepunyaan kamilah akhirat dan dunia.
14. Maka, Kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala.
15. tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka,
16. yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman).
17. dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu,
18. yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya,
19. Padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya,
20. tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha tinggi.
21. dan kelak Dia benar-benar mendapat kepuasan.
0 komentar:
Posting Komentar